Selasa, 23 Maret 2010

Orang Pemarah Memiliki Kadar Kolesterol Tinggi

Orang Pemarah Memiliki Kadar Kolesterol Tinggi
Gizi.net - Jakarta - MIoL - ORANG yang memiliki sifat permusuhan atau amarah secara agresif sering kali memiliki kadar kolesterol tinggi. Tetapi mereka yang memiliki perasaan marah secara diam-diam tidak memiliki resiko seperti pada mereka yang dapat dilihat dari wajahnya tampak agresif, demikian hasil temuan tim peneliti dari Duke University Medical Centre di Carolina Utara.

"Hasil penemuan tersebut menyebutkan bahwa hanya aspek-aspek tertentu sifat permusuhan yang digolongkan oleh ekpresi orang yang marah baik dari sikap verbal maupun fisik serta tipe interpersonal antagonistik sangat potensial terserang penyakit jantung," kata Edward Suarez dan koleganya.

Ia menuturkan pada Reuters bahwa penelitiannya itu dilakukan terhadap 77 responden wanita muda sehat usia antara 18 dan 26 tahun. Semuanya orang kulit putih.

Menurut dia, para responden tersebut diminta mengisi kuisoner untuk mengetahui sifat permusuhan seseorang, dengan berbagai pertanyaan tentang bagaimana sifat marah yang disembunyikan, tingkat kemarahan dan kecurigaan serta sifat-sifat personal lainnya.

Para responden yang mendapat nilai tinggi untuk tingkat kemarahan diketahui memiliki kadar kolesterol tinggi, terutama memiliki kadar kolesterol LDL buruk yang menyumbat pembuluh darah.

Bagi mereka yang menunjukkan sikap marah, hasilnya berlawanan dengan mereka yang menyimpan sikap marah tersebut, kata Suarez yang menulis hasil temuannya itu pada Annals Behavioural Medicine.

Tim Suarez menyebutkan bahwa orang yang menyimpan rasa permusuhan pada umumnya cenderung memiliki sikap prilaku tidak sehat, seperti memiliki kebiasaan merokok dan makan berlebihan.

Ia menjelaskan bahwa timnya akan terus mengembangkan penelitian lebih lanjut kepada responden lain selain kaum wanita muda dan golongan kulit putih.

Temuan besar

Sementara itu, para peneliti dari Gladstone Institute of Cardiovascular Disease dan Universitas Kalifornia, San Fransico, memperoleh temuan besar tentang teka-teki bagaimana tubuh manusia membuat dan mengatur lemak, temuan yang mungkin dapat menjadi upaya mengatasi kegemukan.

Hasil temuan tim peneliti tersebut menunjukkan bahwa terdapat cara untuk memisahkan ensim kunci yang dipakai oleh anggota tubuh memproduksi lemak.

Ensim yang disebut DGAT itu bergabung dengan molekul-molekul yang meproduksi kelompok lemak tertentu triglycerdes yang membentuk lebih dari 95 persen jaringan lemak pada tubuh manusia.

Robert Farese Jr, kepala investigasi di Gladstone, San Fransisco, kepada Reuters mengatakan bahwa para peneliti telah mengetahui tentang DGAT beberapa dekade lalu, tetapi sampai saat ini belum mampu mengisolasi ensim yang sulit dipahami itu.

Farese mengatakan bahwa hasil temuan timnya yang dipublikasikan beberapa waktu lalu di Akademi Nasional Ilmu Pengetahuan dapat dijadikan sebagai obat terapi baru untuk mengatasi kegemukan dengan cara memghalagi peredaran DGAT.

Farese bersama teman-temannya ternyata mampu mengisolasi ensim yang rumit tersebut dengan menggunakan semacam sidik jari genetik.

"Penemuan yang rapi tentang pengisolasian ensim tersebut berkaitan pada sebagian besar terapi kegemukan yang menyangkut gangguan pemancar otak yang mempengaruhi nafsu makan seseorang. Cara ini bisa bekerja langsung pada jaringan lemak untuk mencegah produksi lemak," ujarnya.

Kelompok tersebut juga telah mempelajari kaitan ensim yang disebut ACAT yang disertakan dalam metabolisma kolesterol. Dengan menggunakan serangkaian ACAT genetik yang telah dikenali, para peneliti dapat membandingkannya dengan rangkain genetik lain yang tak dikenali yang ada pada manusia pada umumnya melalui komputer database.

"Dengan menggunakan database ini kami dapat mengidentifikasi gen serupa. Kami tidak mengetahui apa gen itu ada sejak awal, namun kita mencoba untuk mengetahui apakah gen itu ACAT atau bukan. Akhirnya kami menemukan bahwa gen itu termasuk ensim DGAT," katanya.

Frase menjelaskan bahwa temuan tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa, tapi ia juga mengingatkan pada mereka yang menentang perlakuan yang terlalu keras terhadap pentingnya penemuan tersebut.

"Sekarang kita telah memiliki alat untuk melihat ensim yang dapat menjadi terapi penting, tapi hal itu terlalu dini untuk diungkapkan," jelasnya.

Ia mengatakan bahwa hasil temuan timnya juga telah diaplikasikan sistem pertanian karena DGAT memainkan peran penting untuk menghasilkan biji minyak sintetis seperti minyak canola pada tumbuh-tumbuhan. (Ant/O-2)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar